|
日本名は高木であった。
1946年、彼は29歳であった。
バリ軍に入ったのはタバナンであった。
彼は重火器の専門家で、バリ人にその扱いを教えた。
口数が少ないが勇気がある男であった。
いくつかの戦いで、彼はいつも信頼性の高い行動をとり、
そしていつも最前線で戦った。
ブン・アリは彼の友人である。
1946年10月5日、タバナンのワナサリで闘いがあった。
彼は、ブン・アリと共にその戦いで戦死した。
機関銃がオランダ軍に渡らなかった
|
(原文) |
Hingga kini nama asli I Made Putra belum diketahui. Pada tahun 1946 usianya
mencapai 29 tahun. Sebagaimana teman-temannya yang lain, yang lebih kurang
berjumlah 13 orang, beliau juga termasuk bekas tentara Jepang. Setelah
negeri Jepang hancur dikalahkan oleh tentara Sekutu, beliau termasuk salah
seorang tentara Jepang yang ikut bergabung dengan pemuda pejuang Bali,
pada masa perjuangan fisik perang kemerdekaan RI.
Diperoleh informasi, bahwa beliau bergabung dengan pemuda pejuang di Tabanan.
Sebagaimana dengan I Wayan Sukera dan I Made Sukeri, beliau termasuk tentara
Jepang yang ahli mengoperasikan senjata berat, seperti keki, juki dan sebagainya.
Dalam beberapa pertempuran, beliau selalu dapat diandalkan, bahkan selalu
berada dalam garis depan. Bergabungnya dengan pemuda pejuang Bali, tentu
merupakan pilihan terbaik baginya, sebagaimana pula dengan beberapa orang
Jepang lainnya. Seandainya beliau hanya iseng, tentu saja dalam menghadapi
musuh Belanda alias Netherlands Indies Civil Administration (NICA) beliau
akan bersikap tidak sungguh-sungguh. Tetapi, kenyataannya tidaklah demikian,
Perjuangan khususnya di daerah Tabanan mendapat jempolan yang baik dari
masyarakat. Bahkan dalam catatan sejarah perjuangan selama revolusi fisik,
belum pernah berbuat onar di Tabanan, sehingga masyarakat merasa kasihan
dengannya. Sedikit bicara, namun bila bertempur selalu mengambil posisi
paling depan. Nah itulah I Made Putra.
Beliau selalu dekat dengan Bung Ali yang tampaknya sangat ganas. Pada tanggal
5 Oktober 1946 terjadi kontak senjata di desa Wanasari Tabanan. NICA beserta
antek-anteknya melakukan serangan terhadap pemuda pejuang yang berada di
desa tersebut. Dengan banyaknya jumlah serdadu NICA, maka pasukan I Made
Putra dan Bung Ali menjadi terdesak. Dalam pertempuran itulah Bung Ali
dan I Made Putra gugur sebagai kusuma bangsa, dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Syukur, senjata keki yang
dibawa oleh mereka sangat mahal harganya, dapat diselamatkan oleh pasukan
pejuang yang lain.
Karena beliau membela Negara Kesatuan Republik Indonesia, penghorrnatan
apa yang patut diberikan kepadanya? Sebagai bangsa yang besar, patut memberikan
penghormatan atau tanda jasa kepada para pejuang yang gugur di medan laga,
termasuk beliau. Orang Jepang saja ikut mengambil peran dalam membela negeri
ini. Mengapa di antara bangsa kita relative banyak yang menjadi mata-mata
musuh, apakah karena takut diancam, takut mati atau pilihan lainnya?. Mungkin
itu hanya “Rwa Binneda”, selalu ada saja dua hal yang berbeda: baik buruk,
pro-kontra, senang tidak senang dan sebaginya. Para Veteran RI di Bali
khususnya, sangat jeli mengadakan penyeleksian terhadap mereka yang gugur
apakah mereka anti, membela musuh atau membela tanah air yang tercinta
ini.
Sebagai penghormatan kita kepada pahlawan, beliau telah dibuatkan nisan
di Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana. Mungkin ada yang. bertanya
mengapa dalam buku sejarah Pahlawan Tabanan I Made Putra yang termasuk
warga Jepang disebutkan sebagai pahlawan? ini telah dipertimbangkan dengan
seksama dalam pengangkatannya sebagai pahlawan kemerdekaan. Salah satu
pertimbangannya adalah karena beliau tergabung dengan pemuda pejuang Tabanan
dalam upaya ikut serta membela dan mempertahankan kemerdekaan RI.
|
|
|